Melangkah Terangi Gulita

Rasul pernah bilang, “Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing. Berbahagialah orang-orang yang asing”. Waktu jaman jahiliyah dulu, kemaksiatan merajalela di tengah masyarakat. Mulai dari pertikaian antar suku, perzinaan, pembunuhan bayi perempuan, hingga kecurangan dalam timbangan. Lalu Islam datang, benerin semua kemaksiatan yang sudah mendarah daging itu. Islam mengharamkan pembunuhan tanpa alasan syar’i. Pelaku zina dikenakan hukuman razam atau jilid biar pada kapok. Perempuan dimuliakn dari semenjak lahirnya, hingga ajal menjemput. Dalam transaksi muamalah, penjual dan pembeli sama-sama untung dan puas saat syariah Islam mengaturnya.
Wajar kalo Islam dianggap asing saat jaman jahiliyah. Lantaran berbeda bahkan menentang kebiasaan masyarakat. Kini, keadaannya nggak jauh beda. Islam kembali terasing setelah kehilafahan Utsmaniyah runtuh dan nggak ada lagi negara Islam yang menerapkan syariah secara menyeluruh untuk ngatur masyarakat. Walhasil, kemaksiatan kembali merajalela dalam naungan aturan demokrasi sekuler. Ajaran Islam diakui, tapi dikebiri cuman dalam masalah ibadah utama aja. Sementara yang ngatur rakyat dalam ekonomi, politik, pendidikan, militer, hingga luar negeri pake aturan sekuler.
Untuk mengembalikan kejayaan Islam sebagaimana pernah terjadi pasca Rasul mendirikan negara Islam di Madinah hingga kekhilafahan Utsmaniyah, umat harus nyadar dulu. Betapa penting dan mendesaknya penerapan Syariah oleh negara untuk menghentikan kemaksiatan yang bikin rakyat sengsara. Untuk itu, kudu ada upaya menyadarkan masyarakat biar syariah Islam nggak dianggap asing. Masyarakat pun dengan rela ikut ambil bagian dalam perjuangan menegakkan kembali pemerintahan Islam, khilafah Islamiyah yang mengikuti jejak kenabian.
Salah satu bentuk penyadaran masyarakat tentang pentingnya syariah Islam adalah dengan digelarnya perhelatan akbar Konferensi Islam dan Peradaban (KIP). Konferensi di 70 kota itu digelar secara marathon dari tanggal 27 Mei hingga 01 Juni. Hizbut Tahrir Indonesia selaku pihak penyelenggara, mengajak umat menyadari saatnya #KhilafahIslamicState menggantikan aturan demokrasi dan sistem ekonomi liberal. Karena #IndonesiaMilikAllah. Melangkahlah, terangi gulita!
Baca Juga