HIJAB TANPA NANTI, HIJAB TANPA TAPI

MajalahDrise.com –  Berhijab bukan tanda taat, tapi berlatih taat. Berhijab jangan kapan-kapan, bisa jadi tiba-tiba kita udah kenakan hijab kain kafan alias datangnya kematian. Hiii, serem. Ini bukan nakutin, tapi udah banyak faktanya lho. Banyak anak muda yang ‘pamit’duluan dari dunia ini dibanding usianya yang lebih tua. Itu artinya, kematian nggak pandang usia. Siapa saja, kapan saja, dimana saja. Kematian selalu mengintai kita. Catet!
Berhijab bukan berarti sudah sempurna, tapi mendekati kesempurnaan. Ngga ada manusia yang pengen hidupnya sama setiap hari atau malah lebih buruk. Kata Rasul, manusia yang rugi itu kalo hari ini lebih sama dengan kemarin. Dan manusia yang celaka, kalo hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Nah, buat yang udah mulai berhijab, jangan dilepas lagi ya Sista.
Hijab kok bongkar pasang, emangnya mesin motor? Sehari berhijab, sehari lepas. Itu tanda belum siap secara mental. Lantas apa harus siap dulu? Tanda siap adalah mengenakan hijab. Ngga akan pernah siap kalau tidak dibarengi aksi. Supaya mental kuat bukan dengan melepas, tapi dengan mempertahankan. Apa sebenarnya halangan kita dalam berhijab?
Berikut beberapa alasan yang sering dijumpai kenapa terkadang para muslimah pakai hijab bongkar pasang, alias sehari pake, sehari lepas.
Pertama, takut ngga gaul. Hemm, sebenarnya niat kita berhijab untuk siapa? Jikalau  lurus karena Allah, pastilah yang ingin kita harap perhatiannya adalah Allah. Pergaulan yang akan merusak hubungan kita kepada Allah insyaallah akan dijauhkan olehNya selagi kita kuat dan menguatkan diri. Kawan yang benar, akan makin senang kalau kita berjalan ke arah yang benar. Terlepas apakah dia udah berhijab atau belum, pastinya dia dukung. Kalau tidak, yakin dia ngga bisa dijadikan teman akrab. Pertemanan itu ibarat mendekati penjual minyak wangi. Jika ia baik, maka bertambah baiklah kita. Pilih-pilih teman aja ya!
Kedua, aturan sulit di sekolah. Sebagian sekolah atau instansi tertentu ada yang sangat disiplin terhadap aturan berbusana. Dengan berbagai alasan, pihak-pihak ini membuat peraturan yang kadang tak sesuai dengan aturan busana islami. Solusinya gimana dong? Satu sisi ingin berhijab, di sisi lain lingkungan tidak mendukung. Yang pertama dilakukan ialah kita tetap berhijab, tahap selanjutnya ialah mengadakan dialog. Jangan kira, sekali berdialog masalah langsung selesai. Memang butuh dialog secara berulang dan perjuangan keras untuk meyakinkan bahwa berhijab syar’I tidak jadi kendala dalam berprestasi dan partisipasi kita dalam lingkungan. Tetap berprasangka baik, sebab sesuatu yang sudah dibangun dengan kebaikan akan mendapat kebaikan pula.
Ketiga, takut ngga eksis. Rasanya kalau udah berhijab seperti orang suci, jadi ngga bebas mau macem-macem. Nah, ini yang membuat hijabers susah move on! Tatkala hawa nafsu terpendam dan belum diarahkan. Harapannya berhijab jadi mendorong kita pada hal-hal positif, tapi jika sejak awal kita juga tidak menginginkannya malah jadi repot alias kontradiktif. Akhirnya, tak jarang yang berhijab di sekolah. Lalu pas dijemput pacar di luar sekolah, hijabnya malah dilepas. Aduh sayang banget, barusan ngumpulin pahala, tercerai berai karena eksis di hadapan pacar atau manusia. Udah gitu, pacaran tambah dosa kian berlimpah. #UdahPutusinAja biar tambah istiqomah dalam berbusana muslimah.
Keempat, takut ngga dapet jodoh. Lagi-lagi yang merusak hijab karena adanya penyakit hati dan galau hati. Gimana ceritanya berhijab ngga dapet jodoh? Sementara kenyataannya banyak yang berhijab sudah duluan nikah, hidup harmonis dan jauh dari desas-desus cinta. Jodoh dan hijab bukannya menjauhkan malahan mendekatkan. Yaitu, jodoh yang baik akan datang, jodoh yang buruk akan berbalik badan. Sesuai janji Allah, lelaki baik-baik, diperuntukkkan bagi perempuan yang baik-baik pula.
Masih banyak alasan serta kondisi yang jadi alasan bagi kita untuk taat. Ingatlah selalu niat sejak awal, perkuat dengan ilmu dan minta motivasi dari orang sekitar. Tiga pilar ini jadi fondasi  utama untuk berhijab kapanpun dimanapun, kini dan nanti. Dunia tentu akan lebih indah ketika semua muslimah bisa berhijab melaksanakan kewajiban. Berhijab bukan saja bermanfaat bagi kaum hawa, tapi juga para pria. Mata para pria akan terhindar dari maksiat pandangan alias melihat aurat yang tak sepantasnya ilihatnya. Yuk, istiqomahkan berhijab! Jangan pake nanti, jangan pake tapi, apalagi dibongkar pasang. Emangnya puzzle! Wallahu’alam [Alga Biru]
baca artikle menarik lainnya : Motivasi Islami
Baca Juga