REKAYASA ISLAM PHOBIA

Majalahdrise.com – Menjamurnya sikap islamofobia salah satunya disebabkan oleh peran media yang kerap menyudutkan Islam. Zachariah Matthews, aktivis islam di Amerika, membeberkan sejumlah trik media Barat yang terbit di Canada, dalam memproduksi citra buruk tentang Islam. Pertama, sensasi. Berita dibuat berdasarkan fakta yang tidak pernah ada, atau hanya mengandung sedikit kebenaran.
Standar ganda juga sering digunakan dalam hal ini. Ketika Mujahidin Palestina menyerang Israel dengan bom, mereka disebut sebagai teroris. Tapi ketika orang Israel membantai 29 jamaah subuh di Masjid Al Khalil, Hebron, si penjagal disebut sekadar sebagai ”fanatik” atau ”ekstrimis”, atau, istilah terbaru, ”zealot”. Bahkan mahasiswa Yahudi pembunuh PM Yitzhak Rabin, 06 d’rise #52 desember 2015 pun tidak pernah disebut sebagai teroris. Kedua, Stereotype. Salah satu stigma ideologis ditemukan dalam genre serial film teve bahwa ”orang Arab adalah teroris”.
Pesan pada pemirsa tentang siapa yang pahlawan dan siapa penjahat, di film semacam itu, sangat vulgar. Hanya ada satu gambaran bengis, ketika pemirsa menyaksikan Muslim fanatik meledakkan Gedung Putih dan membantai rakyat Amerika dalam film ”Under Siege”. Ketiga, Pengendalian reporter.
Dinding kantor Newsweek setiap hari dihiasi cover mingguan mereka. Cover itu sebagian besar mencitrakan Islam dengan kekerasan. Dengan cara ini, reporter yunior dicuci otaknya agar membenarkan kebijakan redaksional yang anti-Islam. Driser, jelas banget kalo media massa jadi senjata efektif untuk menyerang Islam secara opini yang pada akhirnya melahirkan kebencian masyarakat terhadap Islam. Makanya kita mesti melek media, biar nggak termakan opini sesat tentang Islam dan kaum Muslimin
STOP ISLAM PHOBIA
Meskipun serangan terhadap Islam serta sentimen anti Islam kian menjadi, ternyata cahaya Islam tak pernah bisa dipadamkan. Allah swt berfirman: Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya (TQS al-Anfal [8]: 30) Di Washington, di mana dua pendeta membakar salinan Quran, 180 orang telah masuk Islam.
“Setelah pembakaran Quran dan pernyataan menentang pembangunan sebuah masjid di New York, Amerika menjadi lebih tertarik kepada Islam dan setidaknya hanya di Washington 180 orang memeluk Islam,” kata Kepala Pusat Islam di Washington, Muhammad Nasir. Dia juga mengatakan bahwa dalam 12 tahun di Amerika Serikat telah dibangun lebih dari 1200 masjid atau lebih dari 100 masjid setiap tahunnya. Data resmi menunjukkan bahwa jumlah orang yang masuk Islam telah meningkat tajam. Direktur Pusat Studi Islam “Dzhazur” Fadl Sulaiman, setiap tahunnya lebih dari 80.000 orang Amerika masuk Islam.
Dia menjelaskan bahwa ini hanya angka-angka resmi dari masjid dan pusat studi Islam di mana warga Amerika mengucapkan syahadat. Sementara di Inggris, sebuah surat kabar Inggris mengungkapkan bahwa sekolah Katolik Roma yang berada di jantung komunitas Asia di daerah Lancashire, Inggris akan menjadi sekolah-sekolah agama pertama yang berubah menjadi sekolah Islam. Sepuluh tahun yang lalu, sekolah itu berada di komunitas Katolik, dengan 91% siswanya beragama Kristen, tetapi sekarang jumlah itu berkurang drastis menjadi tidak lebih dari 3% saja. (islamtoday.net, 26/9/2010).
Berbondong-bondongnya masyarakat Barat yang bersahadat, tentu ini kabar baik buat kita. Kampanye anti Islam yang kian gencar, tak mampu menyurutkan semangat mereka yang ingin mengenal Islam lebih dalam. Tapi, bukan berarti kita berdiam diri dengan fitnah yang ditujukan pada Islam dan kaum Muslimin. Bagaimanapun, kita harus STOP Islamophobia! Ada dua cara yang bisa menghentikan sikap Islamophobia di tengah masyarakat. Pertama, kita mesti menyadari kalo Islam dan umatnya akan terus mengalami diskriminasi oleh negara-negara Barat selama tak ada negara yang melindungi mereka. Bukan negeri-negeri Islam yang penguasanya hanya bisa mengutuk terhadap diskriminasi yang menimpa umat Islam.
Tapi sebuah institusi negara yang mempersatukan negeri-negeri Islam di seluruh dunia, yakni Khilafah Islamiyah. Negara Islam ini yang bakal melindungi umat dari segala ancaman dan penghinaan. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Imam (khalifah) adalah laksana tameng (perisai), orang-orang berperang di belakangnya dan belindung dengannya (HR al-Bukhari dan muslim). Kedua, aktif berdakwah.
Sikap islamophobia lahir karena opini menyesatkan yang dimainkan media massa barat terhadap Islam. Untuk itu, opini harus kita lawan dengan opini. Aktif menyuarakan kebenaran islam di dunia nyata dan dunia maya. Kalo pun nggak bisa bikin tulisan, minimal membantu share tulisan yang membongkar kebusukan opini barat dan kondisi umat Islam yang tak terpublikasi oleh media. Jangan lupa, suarakan juga pentingnya umat Islam mempunyai institusi pelindung umat. Berjuang demi kebangkitan Islam dan kaum Muslimin dalam naungan Khilafah. So, mulai dari sekarang jangan sungkan untuk mengenal Islam lebih dalam.
Mulai dari diri kita sendiri agar tak terjangkit penyakit islamophobia. Ikut pengajian secara rutin akan menguatkan keyakinan kita tentang kemuliaan Islam. Dan pastinya, bisa jadi bekal untuk menyampaikannya ke teman dan lingkungan sekitar. #YukNgaji..!! [@Hafidz341]
di muat di majalah remaja islam drise edisi 52
Baca Juga